Blogger Widgets DEPHA TRALALA: Januari 2010

Bintang & Bulan

Suatu hari di suatu kota, hidup seorang lelaki bernama Bintang, dia sosok yang tampan, ramah dan periang. Walaupun sebenarnya Bintang memendam rasa sakit hati yang sangat dalam. Dia tak pernah meminta ketika dia menginginkan sesuatu, karena dia takut akan cerca dari orang yang dia pinta. Bintang selalu berusaha sendiri ketika ia menginginkan sesuatu.

Hingga suatu malam, di dalam tidurnya Bintang bermimpi. Bintang terdampar di sebuah pulau kecil yang amat sepi baginya. Ia ditolong oleh seorang putri cantik, dan mereka pergi berkeliling di puau itu. Mereka mengamati pemandangan sunset yang amat indah. Bintang menyatakan cinta kepada putri itu, tetapi sebelum cintanya terjawab, dia terbangun oleh teriakan ayahnya yang begitu galak.

Di pagi yang mendung itu, dalam perjalanannya menuju ke sekolah, Bintang berfikir tentang mimpinya tadi malam. “Apa arti dari mimpiku tadi malam, Tuhan?” kataya sambil melamun. Sesampainya di sekolah, ternyata ada cewe baru di kelasnya. Cewe itu bernama Bulan. Bulan adalah gadis pendiam yang pandai. Dia berasal dari luar kota. Ternyata Bulan duduk di sebelah Bintang. Bintang pun teringat mimpinya, dan dia berfikir, mungkin Bulan yang akan menjawab penantian cintanya dan akan membuka dan menghapus sakit hatinya yang selalu terpendam jauh di hatinya.

“Hay, Bulan, kenalkan namaku Bintang!” sambil tersenyum dan menjulurkan tangannya. Bulan pun tersenyum dan menjawab, “Salam kenal bintang!” dengan wajah yang tampak malu. Mereka mulai akrab dan saling mengenal. Ketika pulang sekolah pun Bintang melambaikan tangannya ke Bulan. Bintang merasa gembira ketika Bulan membalas dengan senyuman manisnya.

Seampainya di rumah, Bintang masuk ke kamranya lalu berbaring sambil memikirkan si Bulan. Bintang benar-benar merasakan getaran yang dahsyat di hatinya. Hingga ia berkata, “Tuhan, apakah Kau ciptakan Bulan untuk menemani Bintang?!?!”. Sejak saat itu hidupnya berubah, Bintang menjadi seorang anak yang gembira. Bintang pun berani bercerita tentang apa yang selalu dia pendam kepada Bulan.

Hingga suatu hari, Donita dan teman-temannya menghampiri Bulan dengan wajah Donita yang memerah karena marah. Donita adalah cewe yang suka dengan Bintang, dia mau melakukan apa saa demi apa yang dia inginkan. Dia membentak Bulan dan mengancam Bulan untuk tidak dekat-dekat dengan Bintang.

Dan keesokan harinya, di kelasnya Bulan terdiam ketika Bintang menyapanya. Bintang heran, Donita pergi keluar ketika bintang duduk di sampingnya, dia seperti menghindarinya. Padahal ketika itu, Bintang sudah berniat untuk menyatakan cintanya kepada Bulan. Dia pun bingung, mungkin cintanya akan tergantung seperti apa yang terjadi di mimpinya. Bintang meneteskan air mata ketika ia ingat begitu lama dia menanti sosok yang begitu membuatnya terpesona dan dapat membuka hatinya.

Sore harinya, Donita dating ke rumah Bintang, dia bermaksud mengajak Bintang untuk jalan dengannya. Tetapi Bintang menolaknya. Donita tetap bersikeras memaksa Bintang untuk jalan dengannya. Hingga akhirnya Bintang berkata, “Pergilah, bukan dirimu yang kunanti, aku tak akan pernah mencintaimu karena aku telah menemukan pujaan hatiku!”. Donita pun pergi dengan muka sedihnya.

Di sekolah ketika Bulan berjalan lewat depan Donita yang sedang duduk di taman, Donita memegang tangan Bulan dan berkata, “Jagalah Bintangmu yang akan slalu menemani sepimu!”. Lalu Donita pergi menuju ke teman-temannya di kelas.

Bulan terdiam lalu tersenyum. Sebenarnya dia memang sudah menyimpan rasa untuk Bintang, hanya dia takut untuk mengungkapkannya. Bulan berharap agar Bintang membalas rasa sayangnya.

Dan harapan Bulan pun tak kosong. Sepulang sekolah, Bintang mengajak Bulan jalan ke bukit. Bulan tak menolak dan mereka berdua pergi menuju bukit dengan sepeda motor Bintang. Bulan merasa gelisah ketika dalam perjalanan Bintang berkata ingin ngomong sesuatu sama Bulan. Sesampainya di bukit, mereka saling memandang dan tersenyum. Kegembiraan yang mereka rasakan tak tertahankan. Di puncak bukit yang dikelilingi kebun stroberry dan pemandangn yang begitu indah, Bintang menggapai tangan Bulan. Bulan terdiam dan gelisah.

“Aku ingin ngomong sesuatu tu sekarang, Bulan.” Kata Bintang dengan menahan nafas. “Apa???” jawab Bulan dengan rasa malu dan gelisah. “Sebenernya dari awal kenal kamu, aku jatuh cinta sama kamu. Mmmmmm…….. kamu mau jadi Bulan yang akan slalu mendampigiku?!?!”. Mereka saling menatap dengan mata bersinar. “Aaa . . . Mmmm. . . . aku juga cinta kamu Bintang. Aku mau jadi pendampinmgmu!” sambil memeluk Bintang dan menangis, Bulan menerima cinta sang Bintang.

Gerimis pun turun menjadi saksi cinta mereka.

Sekian

Translate

Total Tayangan Halaman